DENPASAR - Selama tapa brata penyepian warga Bali tidak
menggunakan listrik selama 24 jam. Penggunaan listrik pun dapat dihemat
hingga Rp4 miliar lebih.
Angka penghematan cukup besar itu didapat dari penurunan beban puncak pada Jumat 23 Maret yang mencapai 322,2 MW.
“Bila
kondisi normal, beban puncak Bali bisa mencapai minimal 545 MW. saat
Nyepi beban menurun drastis menjadi 322,2 MW," ujar Humas PT PLN Bali
Agung Mastika, kepada wartawan, Sabtu (24/3/2012).
Penurunan
penggunaan listrik sebagai akibat warga Bali mematikan lampu saat Nyepi.
Demikian juga pemadaman lampu jalanan, reklame, dan lainnya yang
dipadamkan.
Dia memperkirakan penghematan bisa mencapai 50 persen atau jika diuangkan nilainya menembus Rp4 miliar.
Pasokan
sebesar 322,2 MW lebih banyak dikonsumsi hotel, restoran, fasilitas dan
pelayanan pubilk lainnya seperti rumah sakit, kantor polisi, dan
lainnya.
Saat ini, total stok listrik untuk menyuplai Bali adalah 580 MW, dengan beban puncak dalam kondisi normal sebanyak 545 MW.
"Saat Nyepi konsumsi hanya mencapai 322,2 MW. Kami harapkan, di masa mendatang warga bisa lebih berhemat lagi,” harap Mastika.
Meskipun
beban pemakaian listrik berkurang, PLN Bali tidak otomatis bisa
mematikan mesin pembangkit secara total. Beberapa mesin harus tetap
hidup guna menjaga kestabilan pasokan. Sehingga, tetap membutuhkan
bahan bakar untuk menggerakkan beberapa mesin pembangkit PLN.
SUMBER BERITA